Jumat, 18 Juli 2008

Turun Arab Mbahe Gendruwo

"NANANG RAKHMAT HIDAYAT" DIISI 88,
jl.Bantul KM 7,5 Krantil RT 55,Pucung Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta
081-8279088
0274-6466290
nanang_krantil@yahoo.co.id

Nanang RH ‘Mencari Telur Garuda’
06/08/2008 08:58:16 YOGYA (KR) - Nanang R Hidayat SSn, dosen ISI Yogyakarta penasaran betul dengan burung Garuda Pancasila. Sejak tahun 2003 melakukan ‘perburuan’ burung Garuda Pancasila dari desa sampai kota. “Perburuan selama 5 tahun itulah, Rabu 6 Agustus soal seluk beluk burung Garuda Pancasila akan saya beberkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara,” ucap Nanang R Hidayat, Selasa (5/8).
Dikatakan Nanang, dalam momentum ini dirinya membeberkan burung Garuda Pancasila dalam berbagai format, yakni berupa video, pameran, bedah buku berjudul ‘Mencari Telur Garuda’. Nanang mengatakan, buku tersebut sebenrnya adalah tesis di Program Pencipataan Seni ISI Yogyakarta. “Saya ujian tesis sekaligus meluncurkan buku tersebut,” ucap penata artistik film ‘Opera Jawa’ garapan sutradara Garin Nugroho. Tesis akan diuji Dr Dwi Marianto MFA, Drs Soebroto SM MHum dan Drs Alexandri Lutfie MS. Dalam momentum tersebut dilakukan pemutaran film video tentang Pancasila, Pameran potret yang berlangsung hingga Sabtu (9/8) tersebut menghadirkan Potret 150 spesies Garuda. Minggu (10/8) pukul 10.00-12.00 bedah buku berjudul ‘Mencari Telur Garuda’ dengan narasumber Kris Budiman, Budi Irawanto MA, Prasetyo Budi Leksono.
Diakui Nanang, mencari tahu burung Garuda Pancasila diawali tahun 2003 saat mempersiapkan materi foto bersama di Gelar Seni ISI, Museum Nasional Jakarta. Waktu itu baru mendapatkan 26 ‘ekor’ burung Garuda, namun sudah memunculkan kekaguman, keheranan dan kegelian ketika mengabadikan burung Garuda Pancasila. “Apalagi kini, saya sudah membidik 170 ‘ekor’ burung Garuda dalam bentuk dokumentasi foto maupun video,” ujar Nanang juga dosen Akademi Desain Visi Yogya (ADVY). Materi itu sebagian besar ditemukan di Bantul, Wates, Klaten, Jepara, Magelang, Malang, Menado, Mojokerto sejumlah pelosok tanah air. “Materi ini sebenarnya untuk tamba eling atau pengingat-ingat kita masih atau pernah punya lambang negara Garuda Pancasila, meski kini tidak populer di hati generasi muda. Hal ini seiring pudarnya rasa nasionalisme,” ucapnya. Dalam pengantar buku, Nanang sangat satire menulisnya, Untuk negeri tercinta, tempat tumbuh anak cucu kita nanti, ketika mungkin sudah tak ada lagi Garuda Pancasila di sana

Pencetus pertama Pancasila sudah pasti Ir. Soekarno. Lalu, kalau disainer yang memunculkan lambang negara Burung Garuda, siapa? Ternyata ini telah menjadi "sengketa", karena setidaknya ada tiga pihak yang mengklaim menjadi pencipta visual brand negeri ini, yakni seniman Basuki Resobowo, sejarawan M. Husni Thamrin, dan Sultan Hamid II. Ketiganya punya versi sendiri-sendiri, hingga punya pengikut yang meyakini bahwa masing-masing punya bukti dan argumen yang pantas dituruti.
Seperti apa sih bangunan argumentasi mazhab Resobowo, Thamrin dan Hamid? Dosen muda Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta, Nanang Rachmat Hidayat, akan menampilkan potongan "debat tak langsung" tentang kelahiran Burung Garuda ini dalam perhelatan "Mencari Telur Garuda". Perhelatan ini akan menampilkan rekaman audio visual ihwal "perdebatan" tersebut yang mengetengahkan para orang dekat dari ketiga tokoh pengklaim pelahir Garuda Pancasila. Juga pameran 150 foto sosok Garuda Pancasila dari kampung ke kampung dengan segala distorsinya, serta peluncuran buku bertajuk "Mencari Telur Garuda".
Acara berlangsung pada hari Rabu, 6 Agustus 2008, pukul 18.30 wib, di areal Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Semaki, Yogyakarta. Pameran berlangsung hingga tanggal 9 Agustus, dan dilanjutkan diskusi buku pada hari Minggu, 10 Agustus 2008, pukul pkl 10.00 WIB, bersama Kris Budiman (dosen S2 ISI Yogya) dan Budi Irawanto (dosen ilmu komunikasi UGM).
Selamat menemukan Garuda Pancasila yang baik dan benar!
salam baik dan benar,
penggemar kacang garuda

Tidak ada komentar: